Hal Yang Harus Dihindari Setelah Proses Bayi Tabung

Hal-Yang-Harus-Dihindari-Setelah-Proses-Bayi-Tabung

Memiliki momongan merupakan impian setiap pasangan yang telah menikah. Namun tidak semua pasangan dikaruniai momongan yang cepat, terkadang ada beberapa kasus yang menyebabkan proses pembuahan bayi tidak berjalan normal. Itu sebabnya banyak pasangan yang ingin mencoba program bayi tabung. Proses kehamilan di luar tubuh ini dilakukan di laboratorium, dan prosesnya disebut dengan in vitro fertilization (IVF). Beberapa wanita setelah melakukan transfer embrio mungkin akan mengalami gejala tertentu seperti sakit perut, mual, bahkan pendarahan. Agar tingkat keberhasilan program bayi tabung dapat maksimal, maka simak dulu beberapa hal yang harus dihindari setelah proses bayi tabung

1. Berhubungan Intim

Meskipun hingga saat ini belum ada bukti atau penelitian ilmiah yang mengatakan berhubungan intim setelah melakukan proses bayi tabung akan mengakibatkan kegagalan, namun kontraksi rahim akibat orgasme bisa menjadi hal yang mengkhawatirkan. Untuk itu para pasutri yang telah melakukan transfer embrio disarankan untuk tidak berhubungan intim terlebih dahulu setidaknya sampai dengan 2 minggu setelah melakukan transfer embrio.

2. Olahraga Berat

Hal selanjutnya yang sebaiknya dihindari setelah melakukan proses transfer embrio ialaha berolahrga berat. Olahraga memang baik untuk kesehatan tubuh, namun olahraga dengan intensitas tinggi seperti aerobik, atau berlari sebaiknya tidak dilakukan dulu hingga mendapatkan konfirmasi kehamilan klinis.Lebih baik, pilih olahraga dengan intensitas rendah seperti jalan kaki, yoga, dan meditasi dengan durasi 30 menit per hari. Selain tetap menjaga kebugaran tubuh, hal tersebut juga berguna untuk menenangkan pikiran dan relaksaki tubuh.

3. Mengabaikan Gejala yang Mengganggu

Hal selanjutnya yg tidak boleh diabaikan ialah mengabaikan gejala yang mengganggu. Beberapa setelah transfer embrio, pasien mungkin akan mengalami gejala-gejala tertentu.

Ya, wanita yang mengonsumsi obat kesuburan umumnya dapat mengalami kondisi yang disebut sindrom hiperstimulasi ovarium (OHSS). Adapun gejala yang bisa timbul dari OHSS, antara lain sakit perut, perut kembung, mual, dan muntah.

Gejala ini bisa ringan, tetapi juga bisa memburuk dengan sangat cepat jika calon ibu memiliki kasus sindrom yang serius. Jadi, apabila para calon ibu tiba-tiba merasakan sakit parah di perut, jangan anggap sepele. Segera hubungi dokter atau klinik.

4. Bed Rest Total

Nah setelah calon Ibu melakukan transfer embrio, istirahat total tidak dianjurkan pasca proses transfer embrio. Meski baru menjalani program bayi tabung, para pasien justru dianjurkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari untuk mengalihkan pikiran dan bersantai sejenak.

5. Panik dan Stress

Hal selanjutnya yang harus dihindari ialah rasa panik dan stress secara berlebihan. Meski memang merasakan hal ini merupakan hal normal, Anda dan pasangan harus tetap rileks. Hal terpenting untuk diingat selama masa stres siklus IVF ini adalah apakah embrio menempel atau tidak benar-benar tergantung pada kualitas embrio dan seberapa reseptif rahim calon ibu. Oleh karena itu, tidak ada hal mendasar yang dapat dilakukan yang akan mempengaruhi hasil. Sebab, ketika sebuah siklus gagal, sangat sering terjadi menyalahkan diri sendiri atas hasil yang didapat.

Itu tadi adalah beberapa hal yang sebaiknya dihindari setelah melakukan proses transfer embrio. Bila Anda tertarik untuk melakukan program bayi tabung, Anda melakukannya di klinik program bayi tabung di RS Pondok Indah seperti yang bisa Anda lihat pada link berikut https://www.rspondokindah.co.id/id/center-of-excellence/pondok-indah-ivf-centre. Semoga informasi di atas dapat membantu Anda.

Posting Komentar

0 Komentar